Maafkan Aq Dan Malam Ini…..
Idul Fitri hari pertama. Disebut orang sebagai hari kemenangan. Suara takbir didengungkan orang di mesjid dan luar rumah, tidak te...
Idul Fitri hari pertama. Disebut orang sebagai hari
kemenangan. Suara takbir didengungkan orang di mesjid dan luar rumah, tidak
tergambar dalam rumahku hari ini. Tampak anak tertuaku membacakan yasin dan
diikuti isak sedih anak keduaku yang menyandar di pundakku.Suamiku, bapak dari
anak-anakku terbujur tak bernyawa di hadapan orang-orang yang seharusnya
berlebaran hari ini.
Walaupun ini adalah lebaran pertama, ternyata banyak orang
yang turut berduka bersama kami.Maklum saja, suamiku sangat disegani di daerah
tempatku tinggal. Sebagai ulama yang cukup terpandang, suamiku adalah Tokoh
masyarakat di kelurahan tempat tinggalku. Pria ini telah memberikan 1 putra
yang tampan dan 2 putri yang cantik dalam keluarga kami.Keluargaku pun tampil
begitu sakinah dipandang orang, termasuk anak-anakku yang tidak pernah merusak
keteladanan keluargaku
Mungkin tidak masuk diakal orang-orang. Pria yang selama ini
kucintai dan menjadi imam di keluarga kami, Pria cerdas, bijak ini,
menghembuskan nafas terakhirnya begitu cepat.Tidak sempat kebiasaan sungkeman
yang menjadi budaya lebaran, kami lakukan lebaran kali ini. Para santri suamiku
sibuk menyediakan minuman bagi tamu. Setelah sholat ied tadi, para santri yang
selalu diajarkan suamiku di pesantren yatim piatu tempat dia mengajar datang
serombongan kerumahku.Jadi aku pun tak perlu repot untuk melayani tetamu yang
datang dan mengucapkan belas sungkawa kepada keluargaku.
Ku lihat sekeliling, Tampak tiap orang bersedih dan berisak tangis
ria. Terlihat betapa sedihnya mereka melihat pria yang terbaring di depanku
yang selama ini menjadi suamiku. Tetamu-tetamu mengucapkan bela sungkawa begitu
dalam kepadaku, juga berucap sambil berisak tangis.Padahal jika mereka tahu
perasaanku sebenarnya, aku tidak sesedih yang mereka pikirkan.Malah perasaanku kesal, karena tidak dapat mengunjungi rumah
kedua orangtuaku di kampung sebelah di lebaran pertama ini. Begitupula
taman-taman dan bunga angrekku rusak diduduki para santri-santri suamiku.
Tambah lagi, ku harus menghadapi anak-anak ku yang berisak tangis ria tanpa
memperdulikan kehidupan lainnya yang menurutku lebih penting mereka pikirkan
daripada larut dalam kematian bapaknya.
Suara takbir menggema di malam takbiran, malam takbiran kali
ini diwarnai dengan suasana sejuk dan gerimis. Walaupun begitu, tidak
menyurutkan orang-orang untuk mengagungkan kebesaran Allah SWT di malam penuh
kemenangan ini.
Pukul 11 malam lewat sedikit, suamiku pulang dari salah satu
mesjid. Dia diundang untuk berceramah sekaligus bertakbiran di mesjid itu.Seperti
biasanya, Dia memulai percek cokan diantara kami. Walaupun akhirnya aku dapat
membuatnya diam. Dia selalu mengakhiri dengan tamparan di wajahku. Belum sempat
aku menangis, diapun mengeluarkan kartu as nya dengan memegang dadanya layaknya
penderita jantung.
Tidak ada orang yang tahu
kebiasaan buruk suamiku, dia selalu membuat topik pertengkaran tiap malamnya
denganku. Walaupun aku cukup sabar menghadapinya, namun malam ini mungkin
klimaksnya bagiku. Obat yang dilarang untuk penderita jantung, kuberikan
padanya. Dia masih bernafas hingga esok subuh. Saat kurasakan dingginya tubuh
tidak bernyawa ini, Pria ini mati dengan cukup tenang. Sambil kupasang wajah
sedih, kupanggil anak-anakku…..
Setelah dzuhur siang ini, jenazah suamiku akan dikubur.
Tidak satu orangpun yang mencurigai kematiannya. Termasuk orang-orang yang
memandikan dan mengkafaninya. Aku rasa suamiku juga ingin merahasiakan
kebodohannya malam itu, mengingat kepribadiannya di masyarakat selama ini
sebagai seorang pejabat dan ulama yang terhormat.
Selamat jalan suamiku, semoga tenang dan damailah engkau di
alam sana. Biar rahasia ini menjadi rahasia kita berdua. Semoga tuhan menerima
amal ibadahmu, namun sebelum kau pergi maafkanla aku di hari yang fitri ini…….
Tanjung Tiram,31 Agustus 2012
sambil menikmati secangkir kopi
Post a Comment: